![]() |
Foto: Muhammad Ezel Husain, Siswa Kelas III Madina, MIS Al Ikhwan Kota Bukittinggi, Peraih Medali Perak Level 1 Bidang Matematika, Tingkat Nasional dalam ajang Kossmi 2023. |
Bukittinggi - Akibat kesalahan dalam pencatatan nama pemenang oleh Panitia Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia (Kossmi) Tahun 2023, akhirnya nama Muhammad Ezel Husain (9), Siswa Kelas III Madina, MIS Al Ikhwan Kota Bukittinggi, tidak naik panggung kehormatan saat acara serah terima sertifikat dan medali.
Pasalnya, saat acara serah terima sertifikat dan medali, nama Muhammad Ezel Husain, Siswa Kelas III Madina, MIS Al Ikhwan Kota Bukittinggi, tidak tercantum sebagai peraih Medali Perak Level 1 Bidang Matematika, Tingkat Nasional dalam ajang Kossmi 2023.
Namun nama yang tercantum dalam catatan panitia dan layar digital panggung Kossmi 2023 adalah nama siswa dan sekolah madrasah swasta lain yang beralamat di Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat.
Hal tersebut dibenarkan Dimas, Panitia Bagian Operasional Kegiatan Kossmi 2023 saat terhubung melalui saluran telepon di Jakarta, pada Selasa, 30 Mei 2023.
"Memang benar itu kesalahan teknis pencatatan dari Panitia Kossmi 2023 sehingga nama Muhammad Ezel Husain, Siswa Kelas III Madina, MIS Al Ikhwan Kota Bukittinggi, tidak tercantum. Sehingga Muhammad Ezel Husain tidak menerima sertifikat dan medali pada saat itu," kata Dimas.
Ajang Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia adalah ajang kompetisi dari seluruh siswa muslim mulai kelas 1 sampai dengan kelas 12 baik yang duduk di bangku Madrasah, Pesantren, Sekolah umum maupun Homeschooling. Peserta kompetisi yang ikut merupakan utusan pribadi maupun utusan sekolah/Madrasah/Pesantren/Homeschooling.
Tambah Dimas, nama yang tercantum dalam catatan panitia dan layar digital panggung Kossmi 2023 adalah nama siswa dan sekolah Madrasah Islam Swasta lain yang beralamat di Padang Panjang, di Provinsi Sumatera Barat.
"Kami sudah minta maaf secara lisan kepada Guru pendamping di MIS Al Ikhwan atas kesalahan, makanya dalam waktu dekat ada tim akademik kami yang akan antar langsung sertifikat dan medali ke sekolah MIS Al Ikhwan Bukittinggi," pungkasnya.
Lain hal dirasakan oleh Ayah Muhammad Ezel Husain, Muhammad Thora Toren (37), meskipun demikian, rasa kecewa tidak dirasakan setelah mengetahui bahwa anaknya menang dalam ajang Kossmi 2023 dari pihak MIS Al Ikhwan Bukittinggi.
"Tidak kecewa, kita berprasangka baik saja kepada panitia meskipun demikian kami tau situasinya, yang penting anak kita bisa meraih prestasi, itu aja pak. Yang pasti senang setelah mendengar keberhasilan Husain," terang Thora.
Menurutnya, itu rezeki untuk anak kami, tapi kami salut dan apresiasi kepada panitia Kossmi mau mengakui dan bertanggung jawab.
Lanjut Thora, meskipun menang dan meraih Medali Perak Level 1 Bidang Matematika, Tingkat Nasional dalam ajang Kossmi 2023, di Universitas Indonesia, Jakarta, pada 21 Mei 2023 lalu, bedanya Husain tidak naik ke panggung saat acara serah terima sertifikat dan medali.
Jadi begini Pak, tambah Thora, Husain itu anak pertama dari 2 bersaudara, dirinya ikut seleksi mulai dari tingkat kota/kabupaten, lalu tingkat provinsi kemudian lulus ketingkat nasional.
"Kebiasaan Husain di rumah, suka membaca dan mengulang buku-buku pelajaran dan soal matematika bersama adik saya dan rajin dia pak," ujar Thora yang berprofesi sebagai Satgas Stunting Pemrov Sumbar.
"Husain tipe anak yang fokus dalam belajar apapun, namun ketika pada saat waktu main tetap bermain-main dengan temannya. Sebagai orangtua kami selalu memotivasi dan mendukung apapun yang disenangi asalkan tidak jadi beban," kata Thora.
"Harapan saya kepada Pemerintah Kota Bukittinggi baik Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi, agar dapat memberikan perhatian juga kepada siswa yang berprestasi termasuk dalam ajang Kossmi 2023 ini," ungkap Ayah Husain yang berdomisili disekitar Jalan Angku Basa, Simpang Tembok, Kota Bukittinggi.
Sementara itu, pihak sekolah MIS Al Ikhwan Bukittinggi sangat menyayangkan peristiwa salah catat nama-nama pemenang dari panitia Kossmi 2023.
"Bagi kami ini kesalahan fatal dan mengecewakan bagi anak kami dan sekolah. Sepengetahuan saya, nama anak sekolah lain yang tercantum di slide panggung Kossmi saat itu tidak ada didaftar nilai, sementara anak kami ada nilainya, malah tinggi nilainya. Tapi kenapa namanya yang tercantum bukan anak kami," ungkap Merin.
"Padahal anak kami sudah belajar dan mempersiapkan ajang kompetisi ini mulai dari tingkat kota, provinsi hingga tingkat nasional, tapi tidak bisa ikut merasakan kebahagiaan dalam serah terima sertifikat dan medali," kata Merin Guru Pendamping Husain dari MIS Al Ikhwan Bukittinggi.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala MIS Al Ikhwan Bukittinggi, Emelia, bahwa jauh-jauh hari kita sudah mempersiapkan fisik dan mental anak untuk berkompetisi di ajang ini.
"Setelah sebelumnya kita mengetahui bahwa anak kita tidak masuk dalam kategori salah satu pemenang, kita beranggapan mungkin ini belum rezeki kita. Namun saya merasa masih kurang yakin, setidaknya dengan kapasitas anak ini bisa masuk dalam kategori honorable mention," kata Kepsek MIS Al Ikhwan Bukittinggi.
Selanjutnya Emelia menambahkan, kriteria pemenang di Kossmi itu Pak, ada Gold Medal, Silver Medal, Bronze Medal dan Honorable Mention. Faktanya, anak kami itu juara 2 ditingkat kota/kabupaten, juara 2 juga ditingkat provinsi.
"Tetapi setelah 1 hari acara usai, lalu pulang dengan rasa kecewa, anak dan guru pendamping kembali ke Bukittinggi. Namun kemudian panitia Kossmi 2023 memberi kabar bahwa anak kami yang bernama Muhammad Ezel Husain sebenarnya yang berhasil dan meraih medali perak level 1 bidang matematika tingkat nasional, karena ada kesalahan pencatatan dari panitia," terangnya.
"Disitu rasa campur aduk pak, antara senang, bahagia, sedih, galau juga ya pak karena tidak bisa merasakan kebahagiaan disaat yang sama dengan para siswa lainnya," ungkap Emelia.
Namun demikian, kami mengapresiasi kepada panitia bahwa sudah menyampaikan fakta yang sebenarnya sekaligus memberi kabar gembira ini. Tapi yang namanya kecewa tetap masih ada, setidaknya kami butuh pengakuan dari panitia bahwa kesalahan ini dapat disampaikan secara tertulis tidak sebatas lisan saja.
"Kami kecewa sekali, berharap pihak panitia membuat pernyataan secara tertulis karena yang kita ikuti ini adalah ajang kompetisi tingkat nasional. Masih saja terjadi kesalahan dalam merekap atau menginput data anak-anak peserta kompetisi yang harusnya mendapatkan medali tapi tidak tercatat dengan baik," tutup Emelia. (*)