![]() |
Tuapejat -- Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai satu daerah 3 T (Terdepan, Terpencil dan Ternggal) dikunjungi Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama RI Provinsi Sumatera Barat, H Helmi, pekan ini.
Seusai kunjungan tersebut, Kakan Kemenag Kepulauan Mentawai, H Masdan, SAg, MA, Kamis (7/4/2022) kepada media ini mengungkapkan beberapa hal tentang pembangunan keagamaan di kabupaten yang dipimpin Bupati Yudas Sabaggalet, SE, MM ini.
Kakan Kemenag Mentawai, Masdan saat Kunker Kakanwil Kemenag Sumbar itu menyampaikan tantangan, harapan dan permasalahan yang menjadi tanggungjawab instansi yang dipimpinnya di Bumi Sikerai. Mulai dari persoalan kekurangan pegawai, kekurangan Guru, kekurangan Penghulu dan kekurangan Penyuluh Agama. Tak terkeculi masih terbatasnya sarana dan prasarana karena dari 10 Kecamatan yang ada di Kepulauan Mentawai itu baru 5 Kantor Urusan Agama (KUA) yang defenitif.
"Soal Pendidikan, saat ini Mentawai satu satu di Sumbar Kabupaten yang tidak punya Madrasyah Aliyah Negeri. Untuk itu kedatangan Kakanwil Kemenaga Sumbar itu kita minta usulan pembangunan MAN Mentawai beserta Asramanya menjadi prioritas pada tahun 2023 mendatang," katanya.
Selain persoalan kekurangan pegawai, soal hak-hak pegawai juga harus diperhatikan, harus ada regenerasi pegawai yang ditugaskan ke Mentawai secara bergantian dan tidak ada lagi pembiaran bagi pegawai Kemenag yang bertugas di Mentawai, sampai mati ditempat tugas yang tidak diberikan hak pindah tugas, agar mereka juga bisa bekerja dan berkumpul bersama Keluarga.
"Lagian Kami di Mentawai, jangan hanya diberikan janji janji kosong, ketika datang ke Mentawai bak dihembuskan angin angin sepoi dingin yang turun dari syurga, tetapi setelah kembali ke daratan (ke Padang -red), janji Janji itu sirna dan tak pernah lagi digubris,"
Semua laporan sekaligus tuntutan disampaikan langsung kepada Kakanwil Kemenag Sumbar, Helmi, karena pegawai Kemenag di Mentawai berhadapan dengan sulitnya transportasi, di wilayah yg sangat jauh, tentu menekan biaya dan angggaran tidak sedikit.
"Namun keluarga besar Kemenag Mentawai yang saya pimpin tetap semangat dan eksis bekerja, buktinya semua ormas dapat didirikan dan digerakkan secara baik, mulai dari FKUB, dengan menjaga dan melestarikan kerukunan di Mentawai. Pendirian Baznaz yang baru awal berdiri sudah dapat berkontribusi dalam melayani dan membantu kaum duafa dan muallaf di Mentawai," jelasnya.
Seluruh organisasi pendukung kegiataan keagamaan di Kepulauan Mentawai sudah mendapat pembinaan dari Kemenag Mentawai, diantaranya HBI, LPTQ, Pesparawi, Pesparani yang terus mengirimkan Peserta lomba dan Kontingen ke Tingkat Provinsi, bahkan juga ke tingkat Nasional, yang dibantu oleh Anggaran APBD Mentawai.
Perjuangan mewujudkan hal itu, bukanlah perkara gampang, butuh proses waktu yang cukup lama yakni menjalinkerjasama yang baik dan telah kami rajut bersama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, termasuk deng Forkopimda Mentawai yang sangat bersinergi dalam membina umat dan masyarakat Mentawai, sekaligus mengatasi dan menyelesaikan berbagai persoalan Umat di antar Umat beragama, internal umat Beragama, umat beragama dengan Pemerintah..
"Dengan ikut terjun secara langsung, Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah yang terbaik dalam implementasi Kerukunan umat beragama di Sumatera Barat. Pada hal nilai rata rata Sumatera Barat di bawah standar Nasional," tutunnya. (Agusmardi)