![]() |
Tengah : Ibra Yaser, Anggota DPRD Bukittinggi menerima aspirasi Aliansi Umat Islam |
Bukittinggi - Menyikapi ucapan salah satu legislator Kota Bukittinggi yang menyatakan ikut menolak keberadaan Barisan Anshor Serbaguna (Banser) saat berlangsung demo Aliansi Umat Islam di DPRD Kota Bukittinggi beberapa hari lalu, Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota Bukittinggi, Eddy Mulyono menegaskan akan melakukan somasi dan menempuh jalur hukum.
"Memang beberapa hari ini kita rapat terus membahas tentang apa yang telah disampaikan oleh salah satu legislator kota Bukittinggi tentang penolakan keberadaan Banser di Bukittinggi," ujarnya pada Selasa, 8 Maret 2022 di ruang kerjanya.
"Mereka sebenarnya gagal paham apa saja yang telah disampaikan oleh Menteri Agama Yaqud. Tidak ada dianalogikan antara gonggongan anjing dengan suara azan. Ya kita sikapi dengan hukum saja," tambahnya.
Selain itu lanjut Eddy, apa mereka tidak membaca undang-undang atau melihat sejarah mengenai Banser dan Anshor itu sudah ada sejak tahun 1953 di Bukittinggi. Kita ingat dulu, kedatangan NU di Bukittinggi bukan untuk mencari ribut, mencari sensasi yang akan menimbulkan gesekan-gesekan. Keberadaan NU untuk keteduhan dan kemaslahatan umat.
Lagian Banser dan Anshor itu bukan organisasi terlarang, sebagai Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama di Bukittinggi, kita berhak mengembangkan Banser dan Anshor di Bukittinggi.
Dimana mana kalau PCNU ada, tentunya Banser juga ada, makanya kami merasa keberatan jika ada statemen dari seorang legislator yang menolak keberadaan Banser di kota kami.
Bahasa-bahasa seperti itu yang harus kita luruskan. Seolah-olah dia orang hebat, padahal dia tau kalau pada saat itu bukan panggungnya. Untuk itu, kita sedang melakukan konsolidasi dan konfirmasi dengan Pengurus Wilayah NU, untuk membuat somasi dan jalur hukum terhadap anggota legislator itu selama 1x24 jam.
"Biasanya, hal-hal seperti ini, yang berkaitan dengan Menteri, kita kan menunggu surat dari pusat. Kita lihat dulu, entah gimana tanggapan dari Pak Yaqud, apabila ada sinyal tidak perlu dilanjutkan ya selesai, tapi kita dari tingkat bawah tetap mengambil sikap seperti ini," ucap Eddy Mulyono.
Sementara itu anggota DPRD kota Bukittinggi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ibra Yaser, saat diklarifikasi oleh para wartawan mengatakan, saya sebagai wakil rakyat, harus siap menerima aspirasi masyarakat apalagi aspirasi masyarakat tersebut menzolimi agama kita sendiri.
"Kita pribadi sebagai penganut agama Islam merasa diinjak-injak seperti itu, wajar wajar saja saya menerima aspirasi masyarakat dan menyampaikan apa yang saya katakan pada waktu itu, (saat demo Aliansi Umat Islam di depan DPRD Kota Bukittinggi beberapa hari lalu)," ujar Ibra Yaser saat ditemui di kantor DPRD Kota Bukittinggi.
Terkait untuk menolak Banser, tambah Ibra Yaser, itukan wajar-wajar saja. Banser itu, Ketuanya kan Yaqud (Menteri Agama RI), otomatis Yaqud ketuanya, wajar saja Banser di tolak di Bukittinggi dan Agam.
Diakhir wawancara, Ibra Yaser menegaskan bahwa apapun permasalahan yang timbul karena pelecehan terhadap agama islam, saya siap menjadi garda terdepan membela agama Islam, siap menjadi pahlawan jihad.
"Saya akan membela agama Islam sampai ke titik darah penghabisan," tegasnya. (*)