![]() |
Foto: Kegiatan Survey IAI Bukittinggi di Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang. |
Bukittinggi - Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan serta membuang berbagai jenis obat-obatan, Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Bukittinggi melakukan kegiatan survei di Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang.
Kegiatan ini sesuai dengan arahan dan program Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) untuk melakukan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) di setiap Kabupaten/Kota di Indonesia. Selain itu membentuk Kampung Apoteker Sahabat Keluarga Melayani Edukasi dan Program Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang obat yang dikenal dengan Program Kampung ASK ME DAGUSIBU.
Adapun yang dimaksud dengan DAGUSIBU adalah sebagai berikut;
DAPATKAN;
Belilah obat di tempat yang paling terjamin, yaitu di Apotek. Pastikan Apotek yang dikunjungi memiliki ijin dan memiliki Apoteker yang siap membantu pasien setiap saat.
GUNAKAN;
Gunakan obat dengan benar sesuai dengan aturan yang tertera pada wadah atau etiket. Pastikan Apoteker memberitahukan cara pemakaian obat dengan jelas.
SIMPAN;
Supaya obat tidak rusak maka simpanlah obat sesuai dengan petunjuk pemakaian yang ada di dalam kemasan dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
BUANG;
Jangan membuang obat kadaluarsa atau rusak secara sembarangan. Obat dapat dibuang dengan cara terlebih dahulu dibuka kemasannya, direndam dalam air, lalu dipendam didalam tanah.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pelaksana Kegiatan Survey, Pembentukan Kampung Ask Me Dagusibu, apt.Santi Youlanda S.Farm, pada Minggu, (20/08), disela-sela kegiatan survey di RT-02, 03, 04, RW-01 Banto Laweh, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi.
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya apt.Nurasiah Wahid,S.Si, M.Farm (Ketua PC IAI Bukittinggi), Dr. apt.Widyastuti, S.Si., M.Farm. (Ketua Tim Survey Kampung Ask Me Dagusibu), sekitar 50-an Apoteker, Pengurus Cabang IAI Bukittinggi, Ibu-Ibu Kader Posyandu, Bundo Kanduang, dan Pengurus RT/RW Banto laweh, Kelurahan Kayu Kubu.
"Dari minimal target 120 rumah per hari, suport masyarakat dalam kunjungan kami hari ini cukup responsif. Kegiatan survey sekaligus edukasi tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan serta membuang berbagai jenis obat-obatan sesuai dengan anjuran yang seharusnya," jelas Santi Youlanda.
Lanjutnya, dan dalam 2 minggu kedepan kami akan melakukan post survey atau survey evaluasi terkait hasil survey sehingga bisa mengetahui tingkat pemahaman masyarakat. Lalu bertepatan tanggal 25 September yang diperingati sebagai "World Pharmacist Day (WPD)" atau Hari Farmasi Sedunia akan dicanangkan program Kampung ASK ME DAGUSIBU di Banto laweh, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang.
Foto: Kegiatan survey program Kampung ASK ME DAGUSIBU.
Sementara itu Ketua PC IAI Bukittinggi, apt. Nurasiah Wahid, S.Si, M.Farm berharap dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan serta membuang obat.
Lanjut Nurasiah Wahid, selain itu juga mempromosikan tugas dan fungsi seorang Apoteker yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Mudah-mudahan program ini akan terus berlanjut di kampung-kampung lain agar semakin luas masyarakat memahami tentang penggunaan obat-obatan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Survey Kampung Ask Me Dagusibu, Dr. apt.Widyastuti, S.Si., M.Farm menambahkan jadi dalam survey ini, kita juga ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman masyarakat secara teknis penggunaan obat-obatan.
"Ada obat yang harus didapatkan dari resep dokter dengan kode warna merah harus beli di apotik. Sementara warna biru dan hijau dibeli secara bebas di toko obat. Ada juga obat yang harus dihabiskan, ada juga obat diminum sesuai anjuran atau petunjuk kapan perlu diminumnya," ucapnya.
Kata Widyastuti, karena ada unsur edukasi juga, maka masyarakat harus mengerti sampai dengan cara menyimpan termasuk cara membuang obat, itu juga yang ingin kita ketahui.
"Untuk membuang obat disesuaikan dengan bentuk obatnya. Kalau dalam bentuk tablet atau kapsul harus ditumbuk dulu, dihancurkan dulu baru dibuang. Kalau dalam bentuk sirup, dibuang dulu cairan obatnya lalu dibuang botolnya ke tong sampah," pungkasnya. (*)