![]() |
Foto: Risky Maulana Ishaq Juara Harapan Level 1 KOSSMI 2022. |
Bukittinggi - Meski meraih Juara Harapan Level 1 dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam di Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia (KOSSMI) Tahun 2022, namun sosok Risky Maulana Izhaq (10), siswa Kelas III Jeddah, Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) AL-IKHWAN, Pintu Kabun, Kota Bukittinggi ini telah menjadi kebanggaan warga Kota Bukittinggi.
Setelah sebelumnya Risky berhasil lolos di semifinal pada bulan Maret di bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam, akhirnya Risky berhasil masuk babak final tingkat nasional KOSSMI yang berlangsung pada tanggal 4-5 Juni 2022, di Universitas Al-Azhar Jakarta.
Sebelum masuk babak semifinal, Risky Maulana Izhaq, lolos kualifikasi peserta KOSSMI yang diikuti sebanyak 1300 orang siswa dari seluruh Indonesia. Risky adalah 1 dari 37 siswa yang berhasil lolos di semifinal setelah menyisihkan 160 orang siswa se-Indonesia untuk kategori level 1.
Risky Maulana Ishaq adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara dari buah kasih sayang pasangan Ibu Yeni Efrita (52) dan Bapak Junaidi (62). Lahir di Kaban Jahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada tanggal 21 November 2012.
Menurut Yeni Efrita, Risky adalah sosok anak yang rajin belajar, membaca, bertanggung jawab dan suka menolong sesama. Semenjak lahir, Risky sudah tidak bersama Ayah Kandungnya karena saat itu kami sudah bercerai hidup.
Meskipun demikian, berkat tekat yang kuat sebagai seorang Ibu, saya membesarkan Risky dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Dirinya (Risky) sangat suka dengan sosok Tokoh Bung Hatta, dia hampir sering pergi bersama kakaknya ke rumah Bung Hatta yang berada di pasar bawah.
"Risky punya 3 saudara perempuan kandung, diantaranya Melin (32), Kiki Dwi Putri (27), Suci Nurul (22). Dua kakaknya sudah berkeluarga, kakaknya tertua sekarang tinggal di Solok, tinggal satu lagi yang belum. Saat ini kami bermukim di Panorama Baru, Kelurahan Puhun Pintu Kabun, Kecamatan Mandingin Koto Selayan, Kota Bukittinggi," ungkap Ibu Kandung Risky.
Foto: Yeni Efrita, Suci Nurul, Kiki Dwi Putri dan buah hati
Dalam kesempatan yang sama, Kiki Dwi Putri, mengatakan, Risky itu dikenal sebagai anak yang rajin belajar, baik belajar di sekolah maupun dirumah. Risky anak yang sangat bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai anak pelajar.
Selama dirumah, Risky tidak pernah ada paksaan atau dipaksa untuk belajar, sehingga dirinya bisa menguasai pelajaran. Kebiasaan saat bermainpun sangat berbeda dengan kebiasaan anak-anak yang seumurannya. Dia tau betul kapan waktunya bermain dan kapan waktunya belajar.
"Sekiranya Risky merasa kelelahan dengan aktifitasnya di sekolah, lalu datang waktu mengaji tapi dia merasa lelah atau tidak mood, ya tidak kita paksakan. Begitu juga dengan ketika datang waktunya untuk mengulang pelajaran dirumah, semua dilakukan tanpa ada paksaan atau dipaksa untuk belajar," tambah Kiki.
"Kami sebagai kakak-kakaknya sebatas mengingatkan kalau seandainya sudah datang waktu sholat, belajar ngaji, belajar mengulang pelajaran dirumah. Bahkan setiap adzan magrib, Risky selalu sholat di Musala," kata Kiki.
Lanjut Kiki, lebih banyak aktif mencari, membaca sendiri tentang sesuatu yang belum ia ketahui. Seandainya harus menggunakan handphone (hp), hanya sebatas untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang belum ia dapatkan, bukan buat main game.
"Bahkan Risky, bisa dikatakan anak yang tidak tertarik untuk bermain game di hp seperti anak-anak kebanyakan. Baginya Hp, hanya untuk mencari sesuatu atau jawaban pelajaran sekolah yang barangkali belum ia dapat," ungkap Kiki.
Hal lain diutarakan oleh Suci Nurul (22), Kakak Risky nomor 3, bahwa dirinya sangat senang, bangga dengan prestasi yang diraih oleh adiknya.
Menurutnya, Risky lebih senang mempelajari tentang sejarah, tokoh perjuangan bahkan tentang ilmu pengetahuan alam. Risky itu lebih senang pergi ke tempat sejarah seperti Rumah Bung Hatta, dibandingkan pergi ke tempat bermain anak atau objek wisata.
"Risky bahkan ingin pergi ke Museum Taufik Ismail yang ada di Padang Panjang tapi karena masalah biaya juga, masih belum kesampaian. Jadi wajar saja adik saya ini memiliki keahlian berbeda dibandingkan dengan yang lain," ungkap Suci.
Mudah-mudahan, Suci menambahkan, prestasi adik saya ini bisa menambah semangat untuk Risky dan termasuk kami sebagai kakak-kakaknya untuk mewujudkan cita-cita Risky di masa akan datang.
"Semoga Risky dapat terus meningkatkan prestasi dan semangat belajar di sekolah agar dapat meraih cita-cita dan merubah kehidupannya kelak, seperti yang sempat dikatakan sebelumnya kalau dirinya ingin menjadi orang yang sukses," ujar Suci. (*)