Gubernur Sumbar: Kami Dibesarkan Oleh Abak Dengan Mengayuh Becak

DN
09 September 2022 | 08:36:00 WIB Last Updated 2022-09-09T08:36:00+00:00
  • Komentar
Foto: Istimewa

Para pejabat kepala OPD lingkup Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) beserta sejumlah tokoh masyarakat dan ulama, takziah ke rumah dinas Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi, Kamis (8/9/2022) malam.

Takziah yang dimulai setelah isya, tersebut dalam rangka belasungkawa serta merasakan mendalami keluarga Buya Mahyeldi atas meninggalnya Ayahanda dari gubernur, Abak Mardanis St. Tanameh, bin Musa, dalam usia 83 tahun pada Selasa, 6 September 2022, di Kota Bukittinggi.

Takziah diawali lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan Ustad Albizar, dan dilanjutkan tausiah oleh Ustad Irsyad Safar, Lc. Dalam tausiyah singkatnya, Irsyad berpesan bahwa bertakziah merupakan salah satu kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya. Selain itu kewajiban lainnya seperti membezuk pada saat ada yang sakit hingga yang paling ringan, berdoa ketika ada yang bersin.

    Irsyad juga menyampaikan agar keluarga yang ditinggalkan tabah karena segala cobaan yang diberikan Allah SWT memiliki hikmah. Bahkan, tidak ada yang menimpa seorang muslim, bahkan tertusuk duri sekalipun, melainkan akan menggugurkan dosa seorang muslim, selama tidak melakukan dosa besar.

    Turut hadir dalam takziah, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy. Dalam sambutannya Wagub mengungkapkan mendalam tentang kepergian Abak, secara pribadi Audy cukup dekat dan banyak belajar dari sosoknya. Khususnya tentang pelajaran tentang Almarhum Abak Mardanis yang sangat peduli dengan pendidikan anak sehingga dapat menjadikan anaknya sebagai seorang pemimpin.

    "jalan Abak, semoga Abak Selamat mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan saya secara pribadi bersama OPD akan selalu mensupport buya," ujar wagub.

    Gubernur Mahyeldi menyampaikan penghargaan atas kehadiran pejabat dan tokoh masyarakat yang datang memberikan takziah.

    "Saya mewakili keluarga mengucapkan terima kasih atas kehadiran bapak ibu semua untuk bertakziah. Semoga tausiah yang sudah disampaikan ustad tadi dapat kita amalkan dan kita ambil hikmahnya bersama-sama," kata Buya Mahyeldi.

    Lebih lanjut, gambaran sekilas tentang orang-orang di Abak yang hidup selama hidupnya tanpa kenal lelah bekerja sebagai buruh angkut hingga membawa becak di pasar, demi pendidikan anak-anak.

    Sejarah Abak Tak Bahkan penyakit yang menurut Buya Mahyeldi telah diidapnya sejak lama. 

    Gubernur juga menceritakan sedikit perjalanan hidupnya bersama Abak merantau ke Kota Dumai. Pengalaman selama diperantauan yang membantu penjual ikan di pasar hingga menjual makanan kecil menjadi barang berharga yang membentuk kepribadian pembeli yang disiplin dan mandiri.

    Pada akhir takziah ini juga ditayangkan film berjudul "Doa Mande nan Ikhlas" yang menceritakan kisah hidup Buya Mahyeldi sejak usia kecil, remaja hingga menjadi gubernur.

    Turut hadir dalam takziah Wakil Ketua DPRD, Sekdaprov Sumbar Hansastri, Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar, Buya Mas'oed Abidin, Buya Bagindo M Leter, serta Kepala OPD lingkup Pemprov Sumbar.

    Komentar
    Komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
    • Gubernur Sumbar: Kami Dibesarkan Oleh Abak Dengan Mengayuh Becak
    • 0