![]() |
Foto: Rektor ITBHAS Bukittinggi, Dr. Heliyani, S.E., M.M |
Bukitinggi - Menjadi sekolah tinggi yang lulusannya berkarakter enterpreneur dan mampu bersaing di tingkat regional Sumatera adalah Visi Institut Teknologi dan Bisnis Haji Agus Salim (ITBHAS) Bukittinggi. Seiring Visi tersebut, ITBHAS yang berada dibawah naungan Yayasan Indonesia Raya berkomitmen melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat) dan Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
ITBHAS Bukittinggi sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Haji Agus Salim Bukittinggi yang berada di Jalan A. Yani No. 79, Kampung Cina, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, telah menjadi bagian dari 74 MoU kerja sama dari PTS di LLDIKTI Wilayah X dan PTS LLDIKTI Wilayah I di bidang penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi serta implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pada Pasal 18 disebutkan bahwa pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat dilaksanakan: 1) mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar; dan 2) mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program studi.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor ITBHAS Bukittinggi, Dr. Heliyani, S.E., M.M, diruang kerjanya pada Jumat, 10 Juni 2022. Selanjutnya, Heliyani yang biasa disapa Loli menambahkan, kerjasama tersebut telah terlaksana saat seminar nasional bertemakan "Merdeka Belajar Kampus Merdeka Menyiapkan SDM Unggul Di Era Society 5.0", pada Jumat (27/5/2022) lalu dengan LLDIKTI Wilayah X bersama Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
Saat itu, kata Loli, tampil sebagai pembicara Plt. Kepala LLDIKTI Wilayah X, Prof. Dr. Herri, MBA, Plt. Kepala LLDIKTI Wilayah 1, Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Tafdil Husni, MBA.
"Jadi, seperti yang pernah disampaikan Prof. Herri, pimpinan perguruan tinggi perlu memiliki kemampuan dalam mengelola perubahan tersebut termasuk berbagai tantangan dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," tambah Loli.
Lanjut Loli, menurut Prof. Herri perubahan lingkungan pendidikan tinggi mengharuskan untuk dilakukannya transformasi pengelolaan perguruan tinggi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan sendiri.
Maka dari itu, banyak tantangan SDM unggul di era Society 5.0. Perubahan tren dunia kerja menuntut perguruan tinggi menyiapkan SDM unggul dan berdaya saing. Lulusan yang memiliki kemampuan bidang ilmu, menguasai literasi baca tulis, budaya digital, dan finansial. Orientasi pun berubah dari job finding ke entrepreneur.
Dari 8 program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, konversi SKS implementasi MBKM yang dilakukan mahasiswa menjadi tantangan dalam penyelenggaraan di luar kampus.
"Dari 600 orang Mahasiswa ITBHAS Bukittinggi saat ini, 10 mahasiswa diantaranya pada semester ganjil lalu telah mengikuti program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka di ITB Bandung," ungkap Rektor ITBHAS Bukittinggi.
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.
Untuk menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, lanjut Loli, kita sudah banyak melakukan kerjasama dengan beberapa kampus, diantaranya, ITB Bandung, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Asahan, UNAND, Universitas Bung Hatta, STIMIK Indonesia Padang, Universitas Fort De Kock Bukittinggi, dan beberapa Universitas di luar negeri termasuk Universiti Putra Malaysia (UPM) dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). (*)