|
Padang -- Musik gamat telah dianggap sebagai milik dan bahagian musik tradisi Minang, namun dalam kekinianya musik gamat tidak lagi diminati dan kurang digandrungi berbagai kalangan Sebagai inovasi, musik gamat perlu diubah menjadi komposisi dengan menggunakan pendekatan teknik musik konvensional yang disajikan dalam bentuk Orkestra.
Demikian Ketua Dewan Pembina DPW PAPPRI Provinsi Sumbar, Supardi saat memberikan sambutan penutupan Festival Lagu Minang (FLM) 2022 Kelompok Umur 14-27 Tahun yang digelar Dinas Kebudayaan menyebar dengan DPW PAPPRI Sumbar, Ahad ( 26/6/2022).
"Di era saat ini, musik gamat perlu penyajian yang baru dengan mengkolaborasikan dengan Orkestra, sehingga ada loncatan untuk melahirkan inovasi baru dalam musik gamat dan demi menjaganya," ungkap Supardi, yang sehari-harinya Ketua DPRD Sumbar itu dalam acara penutupan FLM di Taman Budaya, Padang-Sumbar, Ahad (26/6) malam.
Dalam kaitan ini, Ketua DPRD Sumbar Supardi menyampaikan hal-hal yang penting dilakukan dalam jangka pendek. Diantaranya komitmen terhadap Musik gamat yang merupakan
produk budaya lokal yang dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan zaman karena dilihat dari sejarah perkembangannya musik ini merupakan hasil perbauran antara musik Barat (Eropa)
dengan musik tradisional Minangkabau (akulturasi). Oleh karena itu, potensi
yang ada dalam musik itu dapat dikembangkan sesuai dengan kondisizaman.
"Ada dua potensi utama dalam musik gamat, pertama musiknya, kedua sastranya ataun pantun lagunya,"ujarnya.
Solusi efektif yang ditawarkan terhadap pelestarian musik gamat untuk menjaga semua pihak sehingga kebaruan yang ingin didapatkan dalam garapan komposisi lagu gamat atau kestra ini adalah untuk memberikan keseimbangan rasa yang proporsional antara gamat tradisi dan gamat populer agay Gamat Orkestra. (Agusmardi)
