![]() |
Foto: Aksi demo mahasiswa UIN Bukittinggi tanggal 8 Juni 2023.. |
Bukittinggi - Pasca melakukan aksi unjuk rasa didepan Gedung Rektorat kemarin, ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menunggu hasil tuntutan yang akan disepakati oleh pihak Rektorat dan akan ditinjau selama 7X24 jam.
Presiden Mahasiswa UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Ahmad Zaki, pada Jumat, 9 Juni 2023, mengatakan adapun sejumlah tuntutan yang telah disampaikan kepada Wakil Rektor dan sejumlah Dosen UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi diantaranya, menolak pemindahan fasilitas kesehatan (faskes) mahasiswa ke klinik pratama UIN Bukittinggi karena kawan-kawan mahasiswa mempunyai hak layanan kesehatan masing-masing.
Lanjut Zaki, karena ada ancaman jika faskes tidak dipindahkan maka mahasiswa tidak bisa ikut Kuliah Kerja Nyata dan tidak bisa lagi menerima hak beasiswa. Lalu kami juga menuntut seluruh fasilitas kemahasiswaan di UIN Bukittinggi untuk keperluan akademik, tidak lagi dipungut biaya atau di gratiskan.
"Kemudian kami meminta Rektorat agar mengevaluasi kurikulum dan tenaga pengajar di UIN Bukittinggi. Menurut kami kurikulum dan tenaga pengajar sangat bobrok untuk sekelas UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi," tegas Ahmad Zaki.
"Ada 1 mata kuliah belajarnya berdempetan dan Dosen yang ngajar diwaktu yang sama di 2 Fakultas. Bahkan lebih dari 1 mata kuliah yang diajarkan, terkesan dipaksakan," terangnya.
Namun demikian, kami lebih berkonsentrasi tentang permasalahan penolakan pemindahan fasilitas kesehatan mahasiswa ke klinik pratama UIN. Sepertinya regulasi dan kebijakan pimpinan kampus UIN Bukittinggi menindas dan merugikan mahasiswa.
Sementara itu, saat jurnalis detaksumbar.com menghubungi melalui saluran telepon Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Arman Husni belum bisa memberikan tanggapan secara resmi.
Dirinya menyampaikan, pernyataan resmi dari kampus belum ada izin dari Rektor UIN Bukittinggi.
"Terkait pernyataan resmi dari kampus, secara pribadi belum ada izin dari Rektor. Khawatir salah-salah persepsi," ungkapnya. (*)