Mengapa Generasi Muda Patut Hormati Jasa Pejuang atau Pahlawan Ahmad Karim?

Rizky
03 Desember 2023 | 12:33:49 WIB Last Updated 2023-12-03T12:33:49+00:00
  • Komentar
Foto Istimewa: Tugu Pahlawan Ampera Ahmad Karim di Bukittinggi.

Bukittinggi - Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di sekitaran wilayah Bukittinggi - Agam banyak yang mengenal sosok Pahlawan Ampera, Ahmad Karim.


Namun tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui bagaimana peristiwa gugurnya Ahmad Karim saat demonstrasi yang dimotori oleh Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) bersama Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam memperjuangkan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) dalam Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) pada tahun 1966.


    Sebagai pemuda, generasi penerus bangsa tidak hanya sekedar mengetahui besarnya jasa pejuang atau pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah, namun harus memahami hal mendasar tentang bagaimana para pejuang atau pahlawan merelakan dirinya mempertaruhkan jiwa raga untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan, karena besarnya rasa cinta tanah air terhadap Negara Republik Indonesia.


    Menurut Ali Warman, Alumni STMN 1 Bukittinggi Angkatan 1987 bahwa Generasi Muda patut menghormati jasa pejuang atau pahlawan kemerdekaan khususnya Pahlawan Ampera Ahmad Karim. 


    "Dirasa akhir-akhir ini, agak sedikit berkurang rasa menghormati jasa pejuang atau pahlawan, apalagi pahlawan yang berasal dari kampung halaman kita sendiri. Sejarah singkat, Ahmad Karim adalah siswa atau pelajar dari STM Bukittinggi yang memperjuangkan Tritura yang gugur di Kampung Cina, Bukittinggi pada tanggal 14 September 1966," ujarnya saat di SMKN 1 Bukittinggi, pada Sabtu, (02/12). 


    Lanjut Ali Warman, untuk itu kita ingin apungkan kembali nama besar beliau dalam acara HUT Alumni Ke-60 STMN/SMKN 1 Bukittinggi yang akan berlangsung pada tanggal 22 Desember 2023. 


    Tambah Ali Warman, yang juga selaku Ketua Panitia Pelaksana HUT Alumni Ke-60 STMN/SMKN 1 Bukittinggi bahwa Ahmad Karim bukan hanya milik STMN/SMKN 1 Bukittinggi namun milik seluruh masyarakat Indonesia. 


    "Sebelumnya Ahmad Karim disemayamkan di SMAN 1 Bukittinggi. Pada tahun 1966, Makmur Hendrik selaku Ketua KAPPI Bukittinggi, Pemimpin Demonstrasi yang melawan dan menuntut PKI dibubarkan di Sumatera Barat, melakukan mediasi dengan Wakil Presiden RI M. Hatta dan Ketua MPRS RI (Jenderal Purnawirawan) Ahmad Nasution, agar Ahmad Karim dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Bukittinggi," ucapnya. 


    Foto: Herman Soyfan berdiri di samping Mushalla Ahmad Karim dilingkungan SMKN 1 Bukittinggi.


    Sementara itu, Ketua DPD Alumni STMN/SMKN 1 Bukittinggi dan Penanggung Jawab Ulang Tahun Ke-60 Alumni STMN/SMKN 1 Bukittinggi, Herman Soyfan mengatakan, bersamaan dengan acara HUT Alumni Ke-60 STMN/SMKN 1 Bukittinggi kita berharap Pahlawan Ampera Ahmad Karim menjadi Pahlawan Nasional. 


    "Kami akan memperingati gugurnya Pahlawan Ampera Ahmad Karim yang ditembak oleh oknum TNI ini dengan acara Long March yang akan diikuti sekitar 10.000 orang. Acara dimulai dari SMKN 1 Bukittinggi menuju ke Taman Makam Pahlawan pada tanggal 22 Desember 2023," pungkas Herman Soyfan. 


    Lanjut Herman, rencananya acara Long March ini akan diikuti oleh seluruh siswa-siswi di seputaran Bukittinggi-Agam. Tujuannya agar generasi muda khususnya para pelajar mengetahui dan memahami tentang perjuangan Amanat Penderitaan Rakyat.


    "Dalam acara tersebut kita akan membahas tentang Pahlawan Ampera Ahmad Karim terkait perubahan statusnya menjadi Pahlawan Nasional. Kita akan bahas dengan Pelaku Sejarah diantaranya, Makmur Hendrik dan Hasril Caniago tentang hal itu dan akan meminta kepada Pemerintah agar Ahmad Karim bisa menjadi Pahlawan Nasional," tutup Herman Soyfan. (*) 

    Komentar
    Komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
    • Mengapa Generasi Muda Patut Hormati Jasa Pejuang atau Pahlawan Ahmad Karim?
    • 0