Pro Kontra Pandangan Masyarakat Razia Mobile Satlantas Bukittinggi

Rizky
25 Juli 2022 | 16:20:54 WIB Last Updated 2022-07-25T16:20:54+00:00
  • Komentar
Foto Istimewa: Satlantas Polres Bukittinggi

Bukittinggi - Akhir-akhir ini kembali marak operasi razia mobile (razia keliling satu motor berboncengan) yang dilakukan oleh aparat Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres Bukittinggi. Razia tersebut dinilai sebagian masyarakat cukup efektif untuk tindakan efek jera, namun disisi lain ada yang menilai meresahkan. 


Hasil jejak pendapat media detaksumbar.com sementara, terjadi pro dan kontra dari pandangan sebagian masyarakat terkait razia keliling yang dilakukan oleh aparat Satlantas Polres Bukittinggi dengan cara berboncengan. 


    Seperti yang disampaikan oleh SLM (51) (nama inisial disamarkan) pada Minggu, 24 Juli 2022, yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Aur Kuning Bukittinggi menilai razia seperti itu, saya rasa patut dilakukan karena masih banyak yang tidak taat atau barangkali tidak mengerti hukum lalu lintas. 


    Lanjut SLM, banyak sekali pengendara yang belum layak pakai motor tapi sudah pakai motor terutama anak sekolah. Selain itu, ada juga mobil pribadi atau angkot yang tidak tertib berkendara di jalan raya. 


    "Semua hal ini bukan kita ingin cari tau siapa yang salah, tetapi dilihat sepintas dari perilaku atau cara berkendaranya, kita bisa nilai tidak mengerti hukum berlalu lintas," kata SLM. 


    Contoh lanjut SLM, seperti kebut-kebutan, belok kiri kanan tanpa sen, putar balik di marka dilarang putar balik, terobos lampu merah, tidak pakai helm, surat-surat tidak lengkap dan masih banyak lagi pelanggaran terjadi di jalan raya. 



    Foto: Kegiatan Satlantas Polres Bukittinggi pada Minggu malam, 24 Juli 2022.


    SLM menambahkan, kalau kita bahas mengenai apa saja jenis pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggar, pihak Polisi lantas yang ada datanya dan lebih paham. 


    "Tidak hanya pengendara motor tapi pengendara mobil seperti mobil bak (pick-up), sering kita lihat membawa barang melebihi kapasitas kendaraan. Termasuk bus penumpang antar kota, banyak sekali barang diatas yang tidak sesuai kapasitas bus," tegasnya. 


    "Saya pikir ada bagusnya Polisi yang berboncengan itu berkeliling agar ada efek jera bagi pengendara motor atau mobil yang masih suka melanggar peraturan lalu lintas di jalan raya," ujar SLM. 


    Sementara itu, hal berbeda disampaikan DS (45) yang bermukim di sekitar Simpang Taluak, Jambu Air, mengatakan bahwa mereka akhir-akhir ini sudah mulai lagi berkeliling. 


    "Entah apa dikejarnya, saya lihat sepertinya tidak elegan kalau Polisi mengejar-ngejar pengendara kalau hanya sebatas mencari kesalahan dan ingin dapatkan 'korban'. Padahal mereka sudah digaji oleh negara," kata DS yang berprofesi sebagai supir. 


    "Biasanya ada saja kesalahan yang didapat oleh Polisi, kendaraan ada yang dilepas dan ada yang dibawa ke kantor polisi tapi nanti ujung-ujungnya ada upaya 'damai', sudah rahasia umum itu," ujarnya. 


    Saran saya tambah DS, lebih baik dilakukan razia rutin dibeberapa titik di wilayah kota dan berkala dengan harapan ada penataan disiplin dari para pengendara, baik pengendara sepeda motor maupun pengendara mobil. (*) 

    Komentar
    Komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
    • Pro Kontra Pandangan Masyarakat Razia Mobile Satlantas Bukittinggi
    • 0