![]() |
Foto Ilustrasi Istimewa: Memahami bebas stres pada anak-anak. |
Bukittinggi - Secara umum, masyarakat memahami bahwa kehidupan dan pembentukan karakter berada pada anak di usia balita hingga 12 tahun, yang mana disaat itu adalah fase dunia anak untuk bermain sambil belajar. Bahkan sejumlah para pakar psikologi anak meyakini bahwa pembentukan karakter dari seorang individu dimulai sejak lahir.
Namun demikian tidak sedikit juga masyarakat yang tidak mengetahui akan hal tersebut terutama tentang adanya beban stres pada anak-anak.
Menurut salah seorang Akademisi ITB HAS Bukittinggi, Widiapriani, SE, MM, pada Minggu, (17/12) bahwa setidaknya dalam menjalani kehidupan sosialnya, anak-anak di usia itu, hanya boleh bermain-main tanpa banyak beban stres ataupun beban mental akibat banyaknya tugas-tugas sewaktu berada di rumah, apalagi tugas tersebut berasal dari sekolah yang dibawa ke rumah.
Lanjut Widi, untuk itu harus dapat diminimalisir, karena sebagian besar masyarakat juga tidak banyak mengetahui tentang bagaimana beban psikologis pada anak di tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga anak di tingkat sekolah dasar (SD).
"Artinya tidak banyak juga masyarakat mengetahui tentang bagaimana cara mengantisipasi serta mencari solusi mengenai keluhan-keluhan anak ataupun keluhan orang tua dalam merawat atau mendidik anaknya, di usia itu," ucapnya.
Foto: Widiapriani SE,MM, Caleg DPRD Kota Bukittinggi dari Partai Ummat.
Semua itu tidak lepas dari sebuah kata pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Untuk memahami dunia dan karakter anak pada usia balita hingga 12 tahun juga dibutuhkan ilmu pengetahuan atau pendidikan.
Sehingga, sebagai orang dewasa atau orangtua sebenarnya harus lebih dahulu memahami bahwa ada beban atau ada kadar stres pada anak-anak ketika anak sedang menjalani kehidupan sosial di usianya.
Atas dasar pendidikan inilah yang ingin kita sampaikan terutama pendidikan tentang memahami dunia dan karakter anak-anak kepada masyarakat secara luas kedepan. Tidak hanya ditujukan bagi masyarakat yang berpendidikan rendah saja tetapi bisa ditujukan kepada masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi, artinya segala kalangan.
"Pendidikan karakter pada anak adalah yang utama diantaranya tentang etika, tata krama, sopan santun terhadap sesama termasuk kepada orang yang lebih tua. Memahami karakter, menjaga dan mendidik agar anak cerdas sebagai penerus bangsa adalah tanggung kita bersama termasuk tanggung jawab negara," ucap Caleg DPRD Kota Bukittinggi dari Partai Ummat, Dapil 1 Mandiangin Koto Selayan. (*)