![]() |
Foto: Gerbang masuk kantor PDAM Tirta Jam Gadang kota Bukittinggi |
Bukittinggi - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jam Gadang Kota Bukittinggi mengakui tidak maksimal melayani kebutuhan air bersih sesuai permintaan masyarakat. Hal ini disebabkan karena suplai sumber air di wilayah Sungai Tanang, Kabupaten Agam turun drastis.
Menanggapi hal itu, Direktur PDAM Tirta Jam Gadang Kota Bukittinggi, Budi Suhendra, pada Rabu, 3 Agustus 2022, mengatakan bahwa kurangnya pelayanan kebutuhan air bersih kepada masyarakat Kota Bukittinggi disebabkan karena suplai sumber air di Sungai Tanang turun drastis.
"Kejadian ini berlangsung sudah cukup lama, penurunan kapasitas sumber air kita hilang mencapai 47%. Biasanya suplai air kita 160-an liter/detik sekarang berkisar 120 liter/detik. Itu yang menyebabkan pelayanan kita agak terganggu," ucapnya.
Lalu, lanjut Budi, teknis pelayanan kepada masyarakat yang kita lakukan dengan cara bergiliran dengan sistem bukan tutup.
Secara teknisnya PDAM Bukittinggi tetap berupaya dengan maksimal dengan mengerahkan tenaga karyawan bekerja selama 24 jam dengan sistem shift agar masyarakat tetap dapat air.
"Ada petugas storing, meskipun secara kedinasan karyawan kita bekerja dari pagi hingga sore tapi ada yang piket malam. Fungsinya mereka mengawas sekaligus menormalkan aliran air ke Kota Bukittinggi yang biasa kita sebut buang angin," ujar Budi.
Tambah Budi, setiap 2 km titik aliran air harus kita intervensi agar air bisa sampai ke masyarakat Kota Bukittinggi.
Meskipun demikian, tidak bisa kita pungkiri, sesuai perkembangan pasar mengakibatkan biaya operasional kita besar sementara kita masih memberikan tarif dasar tahun 2016 sebesar rp. 1000,- per kubik meskipun ada tarif progresif dan kita siasati dengan subsidi silang kepada masyarakat.
"Namun kita tetap jajaki ke beberapa daerah perbatasan untuk mencari sumber air lain agar suplai kita bertambah, hal itu tetap bergantung dari anggaran daerah," tutup Budi. (*)